Rabu, 07 Januari 2009

SEANDAINYA

seandainya para pemimpin kita mau melihat dan membuka kedua belah matanya, tentunya akan tahu bagaimana dan apa yang terjadi saat ini.
tahun 2009, tahun baru, lembaran baru.
banyak sekali saya melihat betapa ramainya sebagian rakyat kita berlomba mencari kedudukan, tanpa melihat siapa kita.
dengan bermodalkan kekuatan massa, uang dan arogansinya, mereka ramai-ramai mencalonkan diri menjadi anggota calon legislatif.
dan ironisnya, mereka berlomba juga mencari gelar dengan cara membeli ijasah, maka tidak heran kalau didepan dan belakang nama mereka tercantum berbagai gelar.
malah, beberapa waktu yang lalu saya pernah membaca surat kabar Jawapos, ada seorang anggota DPRD yang ketahuan menggunakan gelar palsu, ketika sidang ditanya oleh Hakim, "apa selama ini tidak tahu kalau didepan namanya tercantum gelar Drs", jawabnya "saya tidak tahu kalau selama ini tukang ketik dan sekretaris saya memberi gelar didepan nama saya", menurut saya itu jawaban anak kecil, apa selama ini kalau menandatangani surat sambil tidur alias BUTA ?
itulah profil dari para anggota dewan kita, yang hanya mengandalkan 4 D (DATANG, DUDUK, DENGAR, DUIT), lantas apa yang mau dibawa ke dalam sidang ?
bagaimana negeri ini bisa maju, kalau yang duduk di kantor nan megah saja latar belakangnya bekas PREMAN ?
jadi menurut saya, jadi CALEG buka untuk menyampaikan aspirasi rakyat, tetapi lebih kepada MENCARI PEKERJAAN (?)

Minggu, 19 Oktober 2008

PEMIKIRAN

bahwa seorang pemimpin jangan hanya menggunakan modal uang dan kekuatan massa, karena permasalahan yang dihadapi nantinya tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekuatan massa dan melimpahnya uang. Perlu pemikiran yang matang dan keputusan yang akurat.
semoga di tahun 2009 nanti tidak ada lagi pemimpin yang hanya sekedar mencari pekerjaan, karena saat ini sebagian masyarakat kita sedang berebut untuk menjadi CALEG. karena mereka pikir dengan masuk di legislatif mereka bisa mendapatkan apa saja yang mereka inginkan. mereka tidak pernah merasa risih dengan latar belakang status mereka, yang nota benenya tidak jelas. terus mau dikemanakan negeri ini, kalau para pemikir-pemikir kita kualitasnya seperti mereka itu. kita lihat saja, setiap ada calon pejabat negara yang mau menduduki kursi kepemimpinan harus melalui fit and profer test (uji kelayaan), padahal calon-calon pejabat negara kita jelas secara kualitas tidak perlu diragukan. tetapi yang melakukan uji kelayaan, dengan angkuhnya melakukan uji dan dengan arogannya mereka menanya ini dan itu, padahal apa sih modal dia ?
tidak sedikit para anggota legislatif kita yang latar belakangnya bekas PREMAN !

Sabtu, 18 Oktober 2008

PERLUKAH PEMIMPIN BERPENDIDIKAN

Umum.
Dalam menerapkan kepemimpinan di suatu pemerintahan, baik itu tingkat pemerintahan desa sampai dengan yang tertinggi, keberhasilan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai. Salah satu faktor yang menentukan hal ini adalah bagaimana seorang pemimpin bisa memimpin di pemerintahan yang dipimpinnya. Karena dalam kepemimpinannya akan selalu dihadapkan pada permasalahan bagaimana ia dapat memimpin dengan tepat guna dan berhasil guna.
Pengendalian yang baik akan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu kepemimpinan, oleh karena itu untuk mendukung kelancaran tugas yang akan diberikan kepada suatu pemerintahan, maka seorang pemimpin harus mampu membuat perencanaan, persiapan dan pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian yang baik dalam penyelesaian tugas tersebut.
Desa/kelurahan merupakan lembaga pemerintahan terendah yang menyelenggarakan pemerintahan. Oleh karena itu seorang Kepala Desa dituntut untuk mampu menerapkan kepemimpinannya, baik di kantor maupun di masyarakat. Banyak permasalahan yang dialami oleh Kepala Desa karena ketidakmampuan seorang Kepala Desa menerapkan kepemimpinannya.
Dihadapkan dengan kenyataan yang ada, banyak dijumpai bahwa Kepala Dea dalam menerapkan kepemimpinan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan belum disadarinya peran tersebut oleh Kepala Desa sehingga menyebabkan kegagalan dalam membangun Desanya. Untuk mengatasi keterpurukan peran Kepala Desa dalam menerapkan kepemimpinannya, maka perlunya seorang Kepala Desa mempunyai dasar pendidikan yang memadai, agar mampu menjadi suri tauladan bagi masyarakat desa.

Tujuan. Tulisan ini bertujuan sebagai bahan masukan bagi pemerintah pusat atau daerah dalam meningkatkan peran pemimpin terutama Kepala Desa.

Pendekatan. Tulisan ini disusun dengan menggunakan pendekatan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan.


LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

Umum. Kepemimpinan merupakan ilmu yang dapat dimiliki setiap orang yang pandai memahami azas, penerapan prinsip serta teknik kepemimpinan dengan sebaik-baiknya.


Permasalahan.
Kepala Desa sebagai seorang pemimpin kadang-kadang tidak dapat memainkan perannya sebagai pemimpin karena tidak tahu tugas dan tanggung jawabnya. Masih banyak Kepala Desa yang tidak menguasai hal-hal yang mendasar yang seharusnya dikuasai dan dimiliki seorang Kepala Desa dalam memimpin Desanya sehingga timbul rasa tidak percara diri. Seorang Kepala Desa yang kurang memiliki pengetahuan dan enggan mengembangkan kemampuan kepemimpinan, tidak akan dapat memberi contoh dan tauladan yang baik kepada masyarakatnya, sehingga masyarakat tidak mempunyai panutan untuk diikuti dan akan timbul krisis kepercayaan.

Pendidikan. khususnya pendidikan formal kadang terabaikan, banyak Kepala Desa yang masih berijasah SD, kalaupun mempunyai ijasah SLTP/SLTA, mereka mendapatkan dari jalur cepatatau beli. Padahal kita tahu, bahwa masyarakat sekarang rata-rata berpendidikan cukup, malah pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun, ironis kalau seorang pemimpin sekelas Kepala Desa tidak berpendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh besar terhadap wibawa dan sikap serta pandangan seseorang terhadap suatu masalah atau persoalan. Demikian pula pengaruhnya terhadap sikap kepemimpinan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin luas wawasan dan cara pandangnya terhadap suatu masalah. Akan semakin baik jika seorang Kepala Dea mengambil kesempatan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi atau jenis pendidikan lain yang dapat menunjang karir dan strata pangkat atau golongan.


Latar belakang. Banyak seorang Kepala Desa yang latar belakangnya tidak jelas, contoh saja ada Kepala Desa di wilayah penulis tinggal, latar belakangnya bos judi, dari mulai, togel, sabung ayam, dadu dll. Sebelum menjadi Kepala Desa, kehidupan dan pekerjaan dia sehari-hari adalah JUDI. Malah sebelum menjadi Kepala Desa, dia pernah menjadi Caleg dari salah satu Partai peserta Pemilu. Dalam perjalanan pencalonan Caleg, dia terjerat masalah ijasah, karena foto ijasah SMP kok sudah berkumis dan usianya sudah setengah abad. Ironis khan, lantas mau dibawa kemana negara ini, kalau pemimpinnya saja sudah bejat seperti itu, hingga sekarang karena punya uang dan massa banyak yang notabenenya adalah teman penjudi, jadilah Kepala Desa di Desa penulis. Padahal kepemimpinan Kepala Desa akan berpengaruh terhadap keberhasilan Desanya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat membawa kehancuran.
Faktor tersebut adalah :
Mental.
1. Kepala Desa tidak memiliki kesiapan mental untuk menjadi pemimpin, karena berasal dari masyarakat biasa dan dari latar belakang bermacam-macam, bagaimana bisa memimpin, sekolah saja hanya SD.
2. Kepala Desa lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum, karena pada saat mencalonkan sudah keluar dana besar untuk menarik simpati warganya, dia tidak segan-segan mengeluarkan uang.
3. Kurangnya keyakinan pada diri sendiri karena kurangnya pendidikan sehingga ada perasaan takut untuk menghadapi permasalahan.

Moril.
- Moril rendah karena tidak didukung oleh kemampuan untuk menghadapi berbagai macam kesulitan yang mungkin terjadi.
- Tidak memiliki rasa bangga dalam dirinya bahwa pemimpin adalah kehormatan.
- Ada yang beranggapan bahwa dengan menjadi Kepala Desa akan kaya raya, sehingga mereka lebih berpikir mencari uang untuk mengganti modal yang mereka keluarkan pasca pemilihan, sehingga tidak ada motivasi dalam dirinya kecuali mencari keuntungan.

Disiplin.
- Tidak memiliki disiplin yang baik, karena sumber mereka dari masyarakat biasa dan tidak berpendidikan.
- Banyak dari Kepala Desa yang tidak mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, dikarenakan pendidkan yang mereka punyai terbatas.


KEPEMIMPINAN KEPALA DESA YANG DIHARAPKAN
Melihat kondisi kepemimpinan Kepala Desa saat ini diharapkan di masa yang akan datang muncul Kepala Desa yang memiliki latar belakang pendidikan dan wawaan yang tinggi yang mengerti akan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Sehingga mampu menjawab tantangan tugas di masa yang akan datang seperti yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya.

Demikian tulisan saya, semoga menjadi pemikiran pemimpin-pemimpin kita, sehingga pada masa mendatang ada cara lain yang lebih profesional dan proporsional dalam pemilihan Kepala Desa, sehingga tidak ada lagi Kepala Desa yang latar belakangnya tidak bersekolah.